FILSAFAT
MODERN :
RASIONALISME,
EMPIRISME, KRITISME DAN IDEALISME
Mata Kuliah :
Filsafat Umum
Dosen Pengampu :
Khoiruddin, M.Ag
Jur/Sem/Kelas :
Manajemen Dakwah/I/A
Disusun
Oleh:
v Bobi
Candra
v Yopi Candra
v Abdul Muluk
v Ratna Sari
v Rika
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………1
PENGANTAR ………………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
A.
RASIONALISME …………………………………………………………….4
B.
EMPIRISME ………………………………………………………………….5
C.
KRITISME …………………………………………………………………...6
D.
IDEALISME …………………………………………………………………7
E.
ANALISA …………………………………………………………………….8
BAB III PENUTUP
1.
KESIMPULAN ………………………………………………………………9
2.
SARAN DAN PESAN ……………………………………………………...10
BIBLIOGRAFI ……………………………………………………………………...11
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas
kehadirat Allah SWT karena atas rahmatnya dalam kesempatan yang berbahagia ini
kita masih di beri nikmat dan karunia oleh Nya. Di dalam pembahasan makalah
kali ini bertajuk seperti yang tertera di Cover, dengan itu kami berfokus dalam
materi seperti yang akan kita bahas nanti.
Makalah
yang tersusun ini sebagai tugas mata kuliah Filsafat Umum, dengan
berbekal apa yang ada dalam buku pembahasan yang telah kami ambil dari beberapa sumber. Selanjutnya kami banyak mengucapkan terimakasih
kepada bapak Khoruddin,M.Ag sebagai dosen Pengampu mata kuliah Filsafat Umum, dan juga kepada rekan-rekan semuanya yang telah berpartisipasi
dalam penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun secara tidak
langsung.
Selanjutnya
kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini bukanlah sesuatu yang terjadi
begitu sempurna, masih banyak kekurangan yang memang iu adalah dari kami
sendiri, harapan kami memohon untuk memberikan kritikan atau saran yang
bersifat membangun. Akhirnya kami ucapkan terimakasih.
Pekanbaru, Oktober 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan kita mempelajari studi filsafat ini akan
mengetahui dunia filsafat minimal mengetahui tentang pembahasan apa yang kita
bahas hari ini. Kita tidak dapat memungkiri untuk memasuki masa filsafat
modern. Maka dari itu kita harus mempelajari berbagai macam tentang filsafat
modern yakni salah satunya yang kita bahas tentang Aliran Filsafat modern yang
kami mengambil beberapa pembahasan tentang aliran filsafat modern, yakni Aliran
Rasionalisme, Aliran Empirisme, Aliran Kritisme dan Aliran Idealisme.
Dari beberapa pembahasan itu tentunya memliki ciri
tersendiri, dalam pembahasan ini kita akan mengetahui pengertian, cirri, serta
tokoh-tokoh yang mempelopori tentang Aliran yang ada pada bagian aliran
filsafat modern ini. Dengan adanya pembahasan ini, harapan kita nantinya bisa
membuka pikiran kita untuk mengenali filsafat ini dan kita termotivasi untuk
mempelajari apa yang akan kita pelajari dalam ilmu filsafat umum ini.
Demikian penyajian tentang beberapa aliran filsafat
modern, ini kami sajikan belum begitu lengkap da masih banyak yang harus di
perbaiki.
BAB II
PEMBAHASAN
A. RASIONALISME
1. Pengertian Rasionalisme
Rasionalisme adalah paham
yang mendasarkan pada rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialisme
yang meletakkan materi sebagai nilai tertinggi, empirisme yang mendasarkan atas
kebenaran fakta empiris (yang dapat ditangkap oleh indra manusia) serta
individualisme yang meletakkan nilai dari kebebasan individu sebagai nilai
tertinggi dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan Negara.
Rasionalisme ini di pelopori
oleh Rene Descartes (1596-1650) yang juga sekaligus di sebut bapak Filsafat
Modern. Ia ahli dalam ilmu alam, ilmu hukum dan kedokteran. Ia menyatakan bahwa
ilmu pengetahuan harus satu, tanpa bandingannya, harus di susun oleh satu orang
sebagai bangunan yang berdiri sendiri menurut satu metode yang umum.
Rene Descartes yang
mendirikan aliran Rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat
di percaya adalah akal. Hanya pengetahuan yang di peroleh lewat akallah yang
memenuhi syarat yang di tuntut oleh semua ilmu pengetahuan ilmiah. Latar
belakang rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan diri dari segala
pemikiran tradisional (skolastik), yang pernah di terima, tetapi ternyata tidak
mampu menangani hasil-hasil ilmu pengetahuan yang di hadapi.
B. EMPIRISME
1. Pengertian Empirisme
Empirisme adalah pengetahuan
yang mendasarkan kepada kepastian dan hanya di peroleh lewat indra (empiri),
dan empirilah salah satu sumber pengetahuan. Melalui empiri ini dapat
menghasilkan sebuah hasil yang pasti karena tidaka hanya di pikirkan namun empiri
di sini butuh pembuktian secara nyata dan benar-benar telah ada pembuktian
melalui percobaan.
Ada beberapa tokoh yang
mempelopori aliran Empiris ini di antaranya yaitu, Thomas Hobbes (1588-1679) seorang ahli pikir dari inggris dalam
tulisannya ia menyusun suatu system pemikiran yang berpangkal pada dasar-dasar
empiris, di samping itu juga meneriam metode dalam ilmu alam yang matematis.
Pendapat ia Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang akibat-akibat atau
tentang gejala-gejala yang di peoleh sebabnya. Sasaran filsafat adalah fakta
yaitu mencari sebab-sebabnya.
Tokoh empirisme yang
selanjutnya ialah John Locke (1932-1704)
ia di lahirkan di Wrington Inggris. Ia menyukai filsafat dan teologi. Dalam
penelitiannya ia memakai istilah sensation
dan Reflection. Sensation adalah
suatu yang dapat berhubungan dengan dunia luar, tetapi manusia tidak dapat
mengerti dan meraihnya. Dan Reflection adalah
pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia yang sifatnya
lebih baik dari pada sensation. Walau bagaimanapun juga manusia harus
mendahulukan sensation. Hal yang demikian di karenakan manusia saat di lahirkan
dalam keadaan putih bersih (Tabula rasa) yaitu jiwa itu kosong bagaikan kertas
putih yang belum tertulis. Pengalamanlah yang membentuk jiwa seseorang.
C.
KRITISME
A.
Pengertian Kritisme
Kritisme adalah mengadakan
penyelidikan terhadap peran ilmu pengetahuan. Yang pada mulanya di abad ke
18 menyelesaikan pertentangan antara
rasionalisme dan empirisme semakin berlanjut. Dari kedua pendapat tersebut Immanual Kant (1724-1804) mencoba untuk
menyelesaikan persoalan di atas. Pada mulanya menimbulkan masalah, yang mana
yang sebenarnya dikatakan sumber pengetahuan? Rasio atau Empiri yang pada
awalnya berebut otonomi.
Pada saat itu Kant mengikuti
rasionalisme, tapi ia kemudian terpengaruh oleh empirisme. Walau demikian Kant
tidak mudah menerimanya karena ia mengetahui bahwa empiris terkandung
skep-tisisme. Kant Mengakui peranan akal dan keharusan empiri, kemudian di
cobanya melakukan sintesis. Walaupun semua pengetahuan bersumber dari akal
(Rasionalisme), tapi adanya pengertian timbul dari benda (Empiris).
Dengan begitu artinya Kant
mengevaluasi tentang kedua pendapat tersebut untuk di jadikan bahan
perbandingan yang menemukan pendapatnya yaitu aliran Kritisme, ia mengkritisi
dari kedua pendapat tersebut dengan menggabungkan antara Rasio dan Empiri yang
menjadi aliran Kritisme. Ia menawarkan pendapatnya melalui kritisi terhadap
kedua pendapat tersebut. Metode berpikirnya di sebut kritis. Walaupun ia
mendasarkan diri pada nilai yang tertinggi dari akal, tetapi ia tidak
mengingkari adanya persoalan yang melampaui akal. Sehingga akal mengenal
batas-batasnya.
D.
IDEALISME
1. Pengertian Idealisme
Idealisme adalah mencari
suatu dasar yakni suatu metafisika yang
di temukan lewat dasar tindakan sebagai sumber yang sekonkret-konkretnya. Titik
tolak tersebut dipakai sebagai dasar untuk membuat suatu kesimpulan tentang
keseluruhan yang ada.
Adapun pelopor Aliran
Idealisme diantaranya yaitu : J.G.
Fichte (1762-1814), F.W.J. Scheling (1775-1854), G.W.F. Hegel (1770-1831),
Schopenhauer (1788-1860). Dari sekian pelopor idealism ini ada satu yang
mencapai puncak perkembangannya yaitu murid dari Immanual Kant turun kepada Hegel.
Hegel lahir di Jerman, yang berpengaruh begitu besar sampai di luar jerman.
Menjadi seorang Profesor Ilmu Filsafat sampai meninggal. Beljar dari Kant ia
merasa belum puas tentang ilmu pengetahuan yang dibatasi secara kritis. Menurut
pendapatnya, segala peristiw didunia ini hanya dapat di mengerti jika suatu
syarat di penuhi, yaitu peristiwa-peristiwa itu secara otomatis mengandung
penjelasan-penjelasannya. Ide yang berpikir itu sebenarnya adalah gerak yang
menimbnulkan gerak lain. Artinya, gerak yang menimbulkan tesis, kemudian
menimbulkan anti tesis, kemudian timbul tesis yang menimbulkan gerak baru, yang
nantinya menimbulakn antithesis dan seterusnya. Inilah yang di sebut dengan
dialektika. Proses dialektika inilah yang menjelaskan segala peristiwa.
E. ANALISA
Dari beberapa aliran
filsafat modern ini membutuhkan pemikiran yang logis di utamakan. Karena setiap
pedapat mengemukakan berdasarkan apa yang dapat di terima oleh akal. Namun dari
sekian aliran yang menjadi dasar Filsafat Modern adalah aliran Rasionalisme.
Karena dari aliran rasionalisme ini melahirkan pemikiran baru untuk
membandingkan dan meneruskan untuk mencari kebenaran yang pasti. Ketidakpuasan
dengan aliran rasionalisme ini timbul
sebuah pemikiran baru untuk membuktikan dari hasil rasio ini. Dari itu maka timbul
pula aliran Empirisme yang mengedepankan fakta yang mencari sebab-sebabnya.
Kedua aliran tersebut
membuat timbulnya masalah baru, yang mana seharusnya menjadi sumber
pengetahuan? Akhirnya lahir pendapat lain yakni alira Kritisme yang menyatukan antara
pertentangan rasio dan empiri. Dengan mengkritisi kedua aliran tersebut maka
timbul pemikiran baru yang menyumbangkan atau menawarkan sebuah pemikiran untuk
di jadikan aliran baru. Mengetahui hal ini juag ada dari beberapa ahli pikir
yang belum puas dengaqn pendapat kritisme ini. Dengan alasan bahwa belum puas
dengan batas kemampuan akal, karena akal murni adalah tidak akan dapat mengenal
hal yang berada di luar pengalaman. Maka timbul pula pemikiran baru dengan nama
alirannya yaitu aliran Idealisme yang mengedepankan pencarian suatu dasar yaitu
suatu system metafisika yang di temukan lewat dasar tindakan, sebagai sumber
yang sekonkret-konkretnya.
Dari pejelasan di atas dapat
kita ketahui bahwa Filsafat modern ini mengedepankan kemajuan dalam hal pemikiran
yang bertititik tolak pada aliran yang pertama. Pemikiran yang berkembang yang
menimbulkan pemikiran baru yang di tawarkan oleh para ahli pikir.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Rasionalisme adalah paham
yang mendasarkan pada rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi. Rasionalisme
ini di pelopori oleh Rene Descartes (1596-1650) yang juga sekaligus di sebut
bapak Filsafat Modern. Dengan pendapatnya pengetahuan yang di peroleh lewat
akallah yang memenuhi syarat yang di tuntut oleh semua ilmu pengetahuan ilmiah.
Empirisme adalah pengetahuan
yang mendasarkan kepada kepastian dan hanya di peroleh lewat indra (empiri). Ada
beberapa tokoh yang mempelopori aliran Empiris ini di antaranya yaitu, Thomas Hobbes (1588-1679) seorang ahli
pikir dari inggris dalam tulisannya ia menyusun suatu system pemikiran yang
berpangkal pada dasar-dasar empiris. Tokoh empirisme yang selanjutnya ialah John Locke (1932-1704) ia di lahirkan
di Wrington Inggris. Ia menyukai filsafat dan teologi. Dalam penelitiannya ia
memakai istilah sensation dan Reflection.
Kritisme adalah mengadakan
penyelidikan terhadap peran ilmu pengetahuan. Yang pada mulanya di abad ke
18 menyelesaikan pertentangan antara
rasionalisme dan empirisme semakin berlanjut. Dari kedua pendapat tersebut Immanual Kant (1724-1804) mencoba untuk
menyelesaikan persoalan di atas.
Idealisme adalah mencari
suatu dasar yakni suatu metafisika yang
di temukan lewat dasar tindakan sebagai sumber yang sekonkret-konkretnya.
Adapun pelopor Aliran Idealisme diantaranya yaitu : J.G. Fichte (1762-1814), F.W.J. Scheling (1775-1854), G.W.F. Hegel
(1770-1831), Schopenhauer (1788-1860).
2.
SARAN DAN PESAN
Semoga
dengan sedikit penjelasan tentang aliran filsafat ini kita bisa memahami bagaimana para ahli
pemikir yang memikirkankan tentang sesuatu yang ditelitinya walaupun hanya
sedikit. Kami juga sebagai pemakalah dari tema ini sangat mengharapkan masukan
dari teman-teman ataupun bapak yang sekaligus sebagai dosen pengampu kami untuk
memberikan sedikit motivasi terhadap makalah yang kami buat ini secara bersama.
Demikianlah ynag dapat kami sampaikan, kami ucapkan terimakasih.
BIBLIOGRAFI
Ahmadi, Asmoro, 2010. Filsafat
Umum. Jakarta : Raja Grafindo Persada.